Sunday, 21 April 2013

Rp.500 Menciptakan Negeri Baru

Terik sinar matahari tak menghalangi wanita ini untuk bekerja sebagai pengemis , pekerjaanya sebagai pengemis ? Apa mau dikata takdir sudah menghendaki demikian ,alasan yang selalu terlontar dari mulut mereka. Saat “kerja” tak lupa disertai aksesoris pelengkap agarpara dermawan menjadi iba , seorang anak kecil bahkan seorang bayi agar lebih terlihat merana . Entah anak siapa itu ? anaknya kandung atau anak sewa ? Serta pakaian yang tak layak disebut pakaian .

Setiap pelosok didatanginya demiuang tak seberapa mungkin Rp.500 yang biasa mereka dapat dalam setiap kali aksi dengan memamerkan hidup miskinnya , bahkan akan mendapatkan uang lebih ketika aksesoris tambahan , si anak terlihat merana .
” Kasihan bu , saya belum makan seharian !” mungkin cuma dapat Rp.500
” Kasihan bu , anak saya belum makan dari pagi!” mungkin dapat seribu bahkan lebih .

Dalam setiap aksi si ibu , si anak pasti ikut dan dapat dipastikan saat beranjak dewasa dia akan merasa nyaman dengan “kerja” yang demikian sebagai pengemistidak harus berusah payah.

Dengan uang Rp.500 tadi dari hasil “kerja” si ibu memberi makan anaknya dan si anak merasa nyaman saja. Secara tidaklangsung wanita tadi menciptakan generasi setelahnyamenjadi seorang pengemis ! Sedangkan dalam negeri tercinta ini ada banyak sosok ibu yang “kerja” demikian , dapat dipastikan cepat atau lambat akan tercipta generasi negeri pengemis .

Tak salah bukan suatu negeri tergantung wanitanya , mau jadi baik atau buruk karena dialah pendidik pertama anak -anak negeri .
Bila si ibu menjadi koruptorwati anaknya menjadi ?
Bila si ibu menjadi pembunuh anaknya menjadi ?
Bila si ibu menjadi si A anaknya menjadi ?

Walau tidak akan 100% menjadi seperti orang tuanya khususnya ibu , akan lebih bijak jika menjadisosok ibu yang baik .

http://m.kompasiana.com/post/catatan/2012/05/23/rp-500-menciptakan-negeri-baru/

No comments:

Post a Comment