Ratih hanya tersenyum malu melihat diriku memujinya . Ratih seorang wanita berjilbab yang kelak akan menjadi ibu bagi anak-anakku , insyaallah.
Kulanjutkan perbincanganku dengan emak .
” Namanya Ratih mak , namanya sama denganmu mak dan juga cantiknya . Kau lihat senyumnya tadi mak ? Seperti senyum tulusmu dulu dan karena senyumitulah yang menbuat diriku jatuh cinta kepada Ratih .”
Ratih memegang lembut pundakku ketika tanpa sadar air mataku mulai deras mengalir . Angin sore membawa harum bunga kamboja , cahaya mataharimulai bersembunyi di kolong cakrawala .
” Kuingin emak ikut bahagia akanpernikahanku dengan Ratih di alam sana .”
Bunga mawar merah , bunga kesukaan emak kuletakkan tepat di tengah makam emak .
“Tiga tahun , tiga tahun emak telah tiada . . . !”
http://m.kompasiana.com/post/cermin/2012/10/15/tiga-tahun/
No comments:
Post a Comment