Wednesday, 3 April 2013

Tiga Tahun

“Emak lihat , wanita disampingkuini sangat cantik bukan ? Tak akan salah anak lelakimu ini memilih seorang pendamping hidup .”
Ratih hanya tersenyum malu melihat diriku memujinya . Ratih seorang wanita berjilbab yang kelak akan menjadi ibu bagi anak-anakku , insyaallah.

Kulanjutkan perbincanganku dengan emak .
” Namanya Ratih mak , namanya sama denganmu mak dan juga cantiknya . Kau lihat senyumnya tadi mak ? Seperti senyum tulusmu dulu dan karena senyumitulah yang menbuat diriku jatuh cinta kepada Ratih .”

Ratih memegang lembut pundakku ketika tanpa sadar air mataku mulai deras mengalir . Angin sore membawa harum bunga kamboja , cahaya mataharimulai bersembunyi di kolong cakrawala .

” Kuingin emak ikut bahagia akanpernikahanku dengan Ratih di alam sana .”

Bunga mawar merah , bunga kesukaan emak kuletakkan tepat di tengah makam emak .
“Tiga tahun , tiga tahun emak telah tiada . . . !”

http://m.kompasiana.com/post/cermin/2012/10/15/tiga-tahun/

No comments:

Post a Comment