Thursday, 9 May 2013

Mati Pasti, Mengapa Ditangisi


Turut bersedih bagi yang berduka
banyak tersiar dalam berita
benar ini semua menbuat luka
hati hancur tak terkira
namun diri tak berdaya
dengan takdir yang pasti nyata adanya

Namun jangan terlalu disesali
jangan terlalu ditangisi
kehidupan lain akan mengisi
jangan terlalu berambisi untuk mengetahui
salah siapa ini ?
semua takdir illahi
pasti kita semua sudah mengerti
kematian -kelahiran silih berganti

Hidup bukan hanya sekarang
namun juga tentang yang akan datang
mengapa selalu berpikir hidup yang malang
jika esok ada yang cermelang

Aku bukan orang yang sok optimis
namun selalu berusaha tidak pesimis
mencoba tidak menangis
karena yakin suatu saat jiwa ini akan sampai garis finish
dengan senyum meringis :-)

Aku bukan batu
dengan hidup tanpa air mataku
aku berduka dengan lukamu
bukan dengan jeritan palsu
bukandengan sapu tangan partai menghapus luka tanpa malu
demimengharap suara saat pemilu siapa itu ?
tanya eyang subur dulu (gih)

Hidup memang humor
penuh juga adegan kotor
seperti para pejabat koruptor
seorang pria buka baju hanya berkolor
STOP jangan piktor
itu pria cuma mau molor

Makin ngelantur puisi ini
bukan aku tak tahu diri
cuma ekspresi diri
moga orang lain memahami
cukup sekian dan permisi mau pergi
untuk cari nasi udah laper dari tadi

12 Mei 2012

No comments:

Post a Comment