Saturday, 30 March 2013

Aku Beri Nama, Cinta

Aku sempat menangis tadi , tangis yang tak lagi bisa ku tahan . Air mata ini mengalir membawa rasa sedih di hati sampai hilang tak berbekas semoga .
“Sayang sepertinya aku sebulan ini tak akan menemuimu atau malah hubungan kita harus berakhir . Sepertinya istriku sudah mulai curiga , aku tak mau pernikahanku hancur gara-gara dosa ini ,”ucap seorang lelaki paruh baya kepada seorang perempuan muda yang masih belum sadar benar dalam mimpi indahnya .
Dikecupnya kening perempuan itu , kemudian lelaki itu keluar kamar .

Perempuan itu terbangun dan dilihatnya lelaki yang berpakaian jas setelan khas pejabat keluar dan menutup pintu kamarnya tanpa menoleh ke belakang . Hatinya terluka , cintanya mungkin akan berakhir untuk selamanya .

Salahkan aku menjadi seorang perempuan simpanan ? Aku mencintainya dengan tulus bukan karena harta bendanya maupun agar aku jadi istri sahnya . Aku cukup dengan ini , bisa bersamanya selalu dan melihatnya di tempat tidurku setiap pagi . Aku tak mau tahu tentang hidupnya dengan keluarganya , aku cukup dengan ini . Aku beri nama dosa ini sebagai cinta , salahkah ?

Ku tatap jendela kamar yang mulai terang oleh mentari pagi, ku ingin membukanya agar semua cahaya mentari bisa masuk dan udara kesedihan terganti dan air mata ini mengering oleh hangat mentari .

http://m.kompasiana.com/post/cermin/2012/05/09/aku-beri-nama-cinta/

No comments:

Post a Comment