Friday, 15 March 2013

Aku Bukan Perawan Tua

” Usiamu sudah tiga puluh lima tahun Ratih !”
” Mama . Maksud mama apa ?”
” Kau pasti sudah tahu maksud mama apa . Mama ingin kau segera menikah tak lebih !”
” Ratih menikah ? Mama tahu sendiri sekarang Ratih tidak punya teman pria apalagi calon suami . Lagi pula Ratih masing senang hidup sendiri , biar semua orang menyebutku dengan sebutan yang mereka kira !”
” Perawan tua maksudmu, Ratih ? Kalau kamu bisa terima tidak dengan mama . Kau sering tidak di rumah terlalu sibuk dengan pekerjaanmu tapi mama selalu di rumah , mama terlalu sering mendengar tetangga menyebutmu sebagai perawan tua hati mama sakitt . !”

Dengan berlinang air mata wanita itu mencoba membujuk anaknya untuk segera menikah .
” Kau tega melihat mama terus bersedih !” lanjutnya .
Ratih mendekat . Mencoba menenangkan mamanya , dipeluknya wanita yang telah melahirkannya itu .

” Mama maafkan Ratih . Sebenarnya aku tidak seperti yang mereka pikir , aku bukan seorang perawan tua “, bisik Ratih di telinga mamanya .
Mama Ratih perlahan tersenyum bahagia setelah mendengar perkataan Ratih .
” Kau akan menikah ? Siapa calonsuamimu ? Kapan kalian kenal ?”
Puluhan pertanyaan terlontar darimulut wanita yang baru saja menangis itu .
” Bukan itu ma , mama salah paham !”
” Maksudnya ?”
” Orang orang yang bilang kalau Ratih perawan tua adalah salah besar !”
” Jadi benarkan kau akan menikah ?”
” Salah !”
” Lalu ?” tanya mama Ratih makinpenasaran .
” Ratih sudah kehilangan keperawanan sejak berumur duapuluh lima tahun ma , jadi sekarang mana mungkin Ratih menjadi perawan tua !”

” Tapi kamukan belum menikah bukan ?”
” Belumlah . Tapi Ratih bukan perawan lagi . Jadi aku sendiri bingung kalau aku berada dalam situasi begini disebut apa !”
” Mama juga gak tahu . Mending kau makan dulu sanah ada mie ayam spesial di belakang !”

http://m.kompasiana.com/post/cermin/2013/01/05/aku-bukan-perawan-tua-/

No comments:

Post a Comment